Artikel 3

,00 0000 - 00:00:00 WIB
Dibaca: 185 kali

PERENCANAAN KEHIDUPAN MASA TUA DENGAN KETERGANTUNGAN TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA

 

 Dyan Evitasanti dan Kuni Muyassaroh

Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

 

Abstrak

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perencanaan kehidupan masa tua dengan ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan ciri-cirinya sebagai berikut : usia lanjut umur 40-60 tahun, memiliki suami/istri, bekerja dan mempunyai anak. Jumlah 100 subyek. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Dalam penelitian ini digunakan dua macam skala yaitu skala dukungan sosial dan skala perencanaan masa tua. Analisis korelasi product moment dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas (X) yaitu perencanaan kehidupan masa tua dengan variabel terikat (Y) yaitu ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga. Hasil analisis data dengan product moment menyatakan bahwa korelasi antara variabel bebas (perencanaan masa tua) dengan variabel tergantung (ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga) menunjukkan koefisien rxy = 0,203 pada p = 0,040 (p < 0,05). Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara perencanaan masa tua dengan ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga.

 

Kata Kunci: Perencanaan Kehidupan Masa Tua, Dukungan Sosial

 

 


Pendahuluan

Masa usia lanjut merupakan tahap terakhir pada perkembangan manusia. Individu seakan-akan dihadapkan pada kenyataan yang tidak direlakannya bahwa individu menjadi tua dan akhirnya bisa menerima tanpa dapat berbuat apa-apa. Pada masa ini, tahap terakhir dalam rentang kehidupan ini disebut usia lanjut, yang dimulai pada 40-60 tahun.  (Hurlock, 2004)

Adapun beberapa fakta menunjukkan bahwa manula seringkali dihadapkan pada masalah-masalah yang tidak sederhana. Oleh karena itu, seringkali para manula tersebut membutuhkan dukungan sosial dari keluarga. Dukungan sosial yaitu dukungan yang diperoleh individu dari orang lain yang bermanfaat dalam membantu menghadapi permasalahan, dengan adanya dukungan sosial dari orang lain individu tersebut merasa dirinya mendapatkan sesuatu dari orang lain ataupun mendapatkan tindakan yang bersifat menolong atau membantu, yang dapat berupa bantuan emosional, bantuan informasi, bantuan instrumen atau materi, dan bantuan yang berupa penilaian positif, sehingga individu tahu bahwa orang lain memperhatikan, mencintai, menghargai, menerima, dan merasakan keberadaannya, serta dapat memperkuat perasaan seseorang  (Kunjoto, 2002).

Salah satu cara agar para usia lanjut dapat lebih mandiri dan tidak tergantung terhadap dukungan sosial dari keluarga dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya maka diperlukan perencanaan-perencanaan pada masa sebelumnya, untuk meraih kebahagiaan di kehidupan masa tuanya. Adapun perencanaan yang dilakukan untuk menghadapi usia lanjut antara lain : perencanaan kesehatan, perencanaan pensiun, perencanaan terhadap penyesuaian perubahan-perubahan peran, perencanaan terhadap pola kehidupan keluarga dan perencanaan terhadap hubungan sosial (Hurlock, 2004).

Individu tidak tergantung pada dukungan sosial keluarga karena ada perencanaan di masa sebelumnya, maka individu usia lanjut akan mendapatkan kebahagiaan dalam menjalani masa tuanya. Kebahagiaan pada orang usia lanjut dicirikan akrtivitas secara kontinyu, sementara tidak bahagia dipengaruhi oleh pelepasan diri baik secara sukarela ataupun terpaksa. Adapun beberapa kondisi penting yang menunjang kebahagiaan pada usia lanjut diantaranya : sikap yang menyenangkan terhadap usia lanjut berkembang sebagai akibat dari kontak pada usia sebelumnya dengan orang usia lanjut yang menyenangkan dan kenangan yang menggembirakan sejak anak-anak sampai masa dewasanya.

            Berdasarkan beberapa fakta – fakta tentang ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan semakin baik/matang perencanaan kehidupan masa tua pada usia produktif, maka semakin rendah dukungan sosial dari keluarga yang diperlukan dan sebaliknya semakin buruk perencanaan kehidupan masa tua pada usia produktif, maka akan semakin tinggi membutuhkan dukungan sosial dari keluarga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perencanaan kehidupan masa tua dengan ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga.

Metode Penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah variabel tergantung, yaitu ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga dan variabel bebas, yaitu perencanaan kehidupan masa tua.

Ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga adalah dimana individu tidak dapat mengurusi dirinya sendiri dan membutuhkan bantuan dari orang lain sehingga menjadikan individu tergantung pada orang lain ataupun keluarga terdekat. Adapun indikator dari dukungan sosial adalah : a. dukungan emosional, yang mencakup ungkapan empati kepedulian, perhatian, penghargaan, kasih sayang, kepercayaan, perhatian termasuk didalamnya mempengaruhi dan mendengarkan masalah yang dihadapi oleh subyek; b. dukungan penghargaan / penilaian yang meliputi ungkapan hormat positif untuk subyek, yang mencakup penegasan atau penguatan, dorongan maju atau persetujuan ataupun adanya perbandingan yang positif antara subyek dengan orang lain; c. dukungan informasional, antara lain berupa nasehat, petunjuk, informasi dan saran-saran ataupun umpan balik dan bimbingan yang berhubungan dengan penyelesaian suatu masalah; d. dukungan instrumental, meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah perilaku seperti membantu individu yang sedang menghadapi masalah, biasanya berupa bentuk-bentuk konkrit yaitu bantuan benda, pinjaman uang, meluangkan waktu, uang dan tenaga.

Perencanaan kehidupan masa tua adalah suatu rencana merealisasikan kondisi yang diinginkan atau kegiatan untuk mencapai tujuan di kehidupan masa tua secara terarah dan menyelesaikan masalah-masalah masa tua sehingga mendapatkan kebahagiaan di masa tuanya. Adapun indikator dari perencanaan kehidupan masa tua adalah : a. perencanaan kesehatan; b. perencanaan pensiun; c. perencanaan terhadap perubahan-perubahan peran; d. Perencanaan terhadap pola hidup keluarga, e. perencanaan terhadap hubungan sosial.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan ciri-cirinya sebagai berikut : usia lanjut umur 40-60 tahun, memiliki suami/istri, bekerja dan mempunyai anak. Jumlah 100 subyek.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Dalam penelitian ini digunakan dua macam skala yaitu skala dukungan sosial dan skala perencanaan masa tua.

Skala dukungan sosial dan skala perencanaan masa tua ini disusun berdasarkan skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Pernyataan dalam skala ini terdiri dari pernyataan favorable yaitu pernyataan yang mengungkap indikator secara positif atau mendukung, sedangkan pernyataan unfavorable yaitu pernyataan yang mengungkap indikator secara negatif atau tidak mendukung. Pada skala Likert pernyataan favorable untuk jawaban sangat setuju diberi nilai 4, setuju diberi nilai 3, tidak setuju diberi nilai 2, dan sangat tidak setuju diberi nilai 1, sedangkan untuk pernyataan unfavorable diberikan nilai sebaliknya dari nilai favorable.

Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity yaitu suatu kesahihan yang didasarkan atas kerepresentatifan pengukuran. Selain menggunakan validitas isi, pada penelitian ini dilakukan juga pengukuran indeks diskriminasi  aitem untuk mengetahui aitem-aitem mana yang mempunyai daya beda yang benar-benar telah mengungkapkan atribut yang ada dalam indikator yang hendak diteliti indeks diskriminasi aitem diukur dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson (Azwar, 1986). 

Untuk menentukan reliabilitas pada alat ukur dalam penelitian ini dilakukan melalui analisa varians dari Hoyt. Pada uji reliabilitas menggunakan Hoyt pengukuran hanya dilakukan sekali saja pada jumlah subyek.

Setelah melakukan uji prasyarat yaitu : uji normalitas sebaran dan uji linieritas hubungan, antara variabel tergantung dan variabel bebas. Uji linieritas hubungan ini dilakukan terhadap variabel ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga dengan perencanaan kehidupan masa tua. Analisis korelasi product moment dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas (X) yaitu perencanaan kehidupan masa tua dengan variabel terikat (Y) yaitu ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga. Kaidah uji statistik yang dipergunakan adalah : P ? 0,01 berarti sangat signifikan : bila p ? 0,05 berarti signifikan.

 

Hasil Penelitian

Hasil analisis data dengan product moment menyatakan bahwa korelasi antara variabel bebas (perencanaan masa tua) dengan variabel tergantung (ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga) menunjukkan koefisien rxy = 0,203 pada p = 0,040 (p < 0,05). Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara perencanaan masa tua dengan ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga. Jadi hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan negatif antara perencanaan masa tua dengan ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga ditolak. Hal ini kemungkinan ada beberapa faktor lain yang menyebabkan timbulnya suatu ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga. Meninjau hasil analisis data pada koefisien determinasi (r2) ditemukan sebesar 0,041 artinya sumbangan efektif variabel bebas terhadap variabel tergantung ditemukan hanya sebesar 4,41%, sedangkan masih ada 95,59% variabel lain yang mempengaruhi ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga.

Mean teoritis variabel perencanaan kehidupan masa tua ditemukan sebesar 62,5 sedangkan mean empiris variabel ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga 82,5, dengan demikian mean empiris > mean hipotesis dapat diinterpretasikan intensitas tinggi. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : Mean empiris = mean hipotesis dapat diinterpretasikan intensitas  sedang. Mean empiris < mean hipotesis dapat diinterpretasikan intensitas rendah.

 

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment diperoleh hasil rxy sebesar 0,203 pada taraf signifikansi p = 0,040 (p < 0,05). Ada hubungan positif yang signifikan antara perencanaan masa tua dengan ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan penulis tidak terbukti atau tidak dapat diterima, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara perencanaan masa tua dengan ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga. Hal ini berarti semakin baik perencanaan kehidupan masa tua pada usia produktif, maka semakin membutuhkan dukungan sosial dari keluarga.

Menurut Schaefer dan Lazarus (Ganellen dan Blaney, 1984) menetapkan tiga dimensi dalam dukungan sosial yaitu hubungan emosional yang melibatkan keakraban dan penerimaan yang memeri keyakinan, dukungan yang membantu atau pemberian pelayanan dan bantuan secara langsung serta dukungan informasional yang meliputi pemberian nasehat, pemecahan masalah yang dihadapi individu dan adanya penilaian terhadap individu, sedangkan Ritter  mengatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi hipotesis dalam penelitian ini ditolak, disebabkan karena semakin baik perencanaan kehidupan masa tua pada usia produktif, maka semakin membutuhkan dukungan sosial dari keluarga. Faktor lain yang berpengaruh terhadap dukungan sosial dari keluarga yaitu ketergantungan yang dapat diandalkan (reliable relience) dan bimbingan (guidence).

Ketergantungan yang dapat diandalkan (reliable relience), dalam dukungan sosial jenis ini individu mendapat dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika individu yang bersangkutan menumbuhkan bantuan tersebut. Jenis dukungan sosial ini biasanya berasal dari keluarga,dengan adanya dukungan ini individu yang tergantung terhadap dukungan sosial dari keluarga akan merasa nyaman dan dapat melakukan aktivitas di masa tuanya dengan baik karena ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika individu bersangkutan membutuhkan bantuan tersebut.

Bimbingan (guidance) dukungan sosial jenis ini adalah berupa dukungan kerja atau dukungan sosial yang memungkinkan individu mendapatkan informasi, saran, atau nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis dukungan sosial ini bersumber dari guru, alim ulama, pamong dalam masyarakat, figur yang dituakan dan juga orang tua, agar kehidupan individu yang tergantung terhadap dukungan sosial dari keluarga kehidupannya lebih terarah atau kearah yang lebih baik dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari pada masa tuanya.

 

Kesimpulan dan Saran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perencanaan masa tua dengan ketergantungan  terhadap dukungan sosial dari keluarga. Hasil analisis data dengan product moment menyatakan bahwa korelasi antara variabel bebas (perencanaan masa tua) dengan variabel tergantung (ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga) menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0,203 pada p = 0,040 (p < 0,05). Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara perencanaan masa tua dengan ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga. Jadi hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan negatif antara perencanaan masa tua dengan ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga ditolak. Hal ini kemungkinan ada beberapa fakor lain yang menyebabkan timbulnya suatu ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga. Meninjau hasil analisis data pada koefisien determinasi (r2) ditemukan sebesar 0,041 artinya sumbangan efektif variabel bebas terhadap variabel tergantung ditemukan hanya sebesar = 4,41%, sedangkan masih ada 95,59% variabel lain yang mempengaruhi ketergantungan terhadap dukungan sosial dari keluarga.

            Saran bagi peneliti lain apabila akan melanjutkan penelitian dengan topik yang sama, agar menambah variabel lain yang mungkin berhubungan dengan faktor dukungan sosial dari keluarga seperti ketergantungan yang dapat diandalkan (reliable reliance) dan bimbingan (guidance).

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, s, 2000 Statistik II, Edisi Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Hurlock, 1978. Psikologi Perkembangan 1 Edisi Keenam, Penerbit Airlangga, Jakarta.

Hurlock,  1995.  Psikologi Perkembangan II, Penerbit Airlangga, Jakarta.

Mardis, 1990 Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal Jakarta : Bumi Aksara.

Nasir, M, 1999 Metode Penelitian, Penerbit Galia Indonesia, Jakarta.

Surya, M, Bahagia Diusia Lanjut. Pikiran Rakyat 13 Januari 13 Januari 1996.

Susanti, 2007. Study Tentang Optimisme Dan Rasa Percaya Diri Pada Penderita Hiv – Positif  Ditinjau Dari Dukungan Sosial Keluarga Di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya Skripsi Sarjana ( Tidak Diterbitkan ) Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.

Rahayu, S, 2001. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Universias Gadjah Mada Press.

Ratna Suhartini, 2004. Perencanaan Masa Tua, From http://www.google.com, Jawa Post.

 

Rosariawati, Asih, Irene, 2002. Hubungan Antara Harga Diri Dengan Persepsi Suami Terhadap Istri Yang Berkarier Skripsi Sarjana. ( tidak diterbitkan ) Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.

Yasin, H.B. 1997. Tetap Berbahagia di Masa Lansia. Suara Karya. 20 Juni 1997.

Warizia. Menuju Masa Tua Yang Lebih Sehat dan Mandiri. Surabaya Post. 14 April 1996.

_____________, Lepas Bebas Langkah Tepat Memasuki Gerbang Manula. Surabaya Post. 30 Mei 1993.

_____________, Menuju Masa Tua Yang Lebih Sehat dan Mandiri. 14 April 1996.

_____________, Pahami Perilaku Orang Tua Usia Lanjut. Suara Karya. 4 Maret 1994.

 

 


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya