Get to Know the Triangular Theory of Love, Yakinkah Cinta Kalian Kokoh?
Minggu,09 Juni 2024 - 06:21:15 WIBDibaca: 851 kali
Topik pembahasan tentang Cinta seakan tidak akan ada habisnya diperbincangkan di berbagai situasi. Hal tersebut lantaran cinta tidak pernah lepas dari setiap perjalanan hidup manusia. Setiap individu pasti pernah merasakan cinta dalam hidupnya. Dalam hal ini, cinta dirasakan dalam berbagai bentuk, mulai dari cinta antara orang tua dan anak, antar teman, hingga cinta dalam konteks romantis. Menurut kamus psikologi American Psychological Association (APA), love atau cinta adalah emosi kompleks yang melibatkan perasaan kasih sayang dan kelembutan yang kuat untuk objek yang dicintai, sensasi menyenangkan dengan keberadaannya, pengabdian pada kesejahteraan pasangannya, dan sensitivitas terhadap reaksinya pada diri sendiri.
Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan. Menurut Sternberg, cinta merupakan bentuk emosi yang paling dalam dan sangat diharapkan oleh setiap manusia. Ketika seseorang sedang jatuh cinta, mereka merasa ingin selalu berada di samping pasangannya, sering merasa rindu jika tidak bertemu, rasa ingin membahagiakan pasangan, serta selalu memberikan dukungan terhadap pasangannya. Seseorang akan rela melakukan apapun dengan mengatasnamakan cinta, seperti mencuri, berbohong, menipu, dengan harapan mereka tidak akan kehilangan cinta yang mereka miliki jika mereka melakukan hal tersebut, beberapa orang pun memiliki asumsi bahwa ia rela mati daripada harus kehilangan cinta.
Sternberg menyatakan bahwa hubungan antarindividu didasari oleh tiga komponen inti, yaitu komponen keintiman (intimacy), gairah (passion), dan komitmen (commitment). Cinta yang ideal adalah cinta yang memiliki komponen keintiman, gairah, dan komitmen yang seimbang. Teori Sternberg inilah yang dikenal dengan Triangular Theory of Love atau Teori Segitiga Cinta.
-
Keintiman (Intimacy)
Keintiman dalam konteks ini merupakan bagian dari elemen emosi, termasuk di antaranya: kedekatan antarindividu yang mengarah pada hubungan emosional, kehangatan, kepercayaan yang menjadi awal pembukaan diri pada suatu pasangan, dan keinginan untuk membina sebuah hubungan. Keintiman dapat dicirikan dengan adanya perasaan atau emosional yang dapat menyatu dan saling menerima satu sama lain. Komponen keintiman biasanya dimiliki pada hubungan persahabatan yang didalamnya terdapat perasaan saling menjaga perasaan satu sama lain, saling menghormati, saling percaya, jujur, saling mendukung, loyal, saling memahami, menerima satu sama lain, dan saling peduli.
-
Gairah (Passion)
Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang
bersifat seksual. Tingkat kebutuhan hasrat tersebut relatif dipengaruhi oleh orang yang dicintai, kondisi, dan jenis cinta dalam hubungan. Ekspresi gairah seseorang biasanya dapat berupa mencium, memeluk, membelai, menyentuh dan bercinta. Pada pola pengasuhan dalam konteks hasrat ini biasanya diwujudkan sebagai bentuk mengasihi seseorang yang dicintai, sehingga memberikan penjagaan dan perawatan untuk menunjang kehidupan seseorang juga didorong oleh hasrat tersebut.
-
Komitmen (Commitment)
Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. Komitmen atau sering dikaitkan dengan
keputusan untuk mencintai adalah suatu penentuan seseorang untuk mengikat pasangan dengan suatu hubungan yang lebih pasti. Menurut Sternberg, komitmen adalah suatu hal yang menjadikan seseorang memiliki keterikatan pada seseorang atau sesuatu untuk menjalaninya sampai pada waktu yang disepakati. Seseorang yang sedang mengerjakan atau menjalani sesuatu diharapkan untuk melakukannya hingga tujuan komitmen itu terwujud.
Menurut Sternberg, setiap komponen itu pada setiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya), disertai dengan komitmen yang lebih besar, misalnya melalui perkawinan. Dari ketiga komponen cinta diatas, dapat membentuk delapan kombinasi jenis cinta, yaitu:
-
Non-love, yaitu tidak adanya satupun komponen cinta yang timbul. Rasa ini biasanya terdapat pada hubungan dengan orang dalam lingkungan sehari-hari karena interaksinya hanyalah sepintas saja.
-
Liking (Rasa Suka), yaitu hanya memiliki komponen keintiman yang timbul, tanpa adanya gairah dan komitmen. Dalam situasi ini, seseorang berpotensi memiliki rasa suka (liking), bukan cinta. Rasa suka dapat dideskripsikan sebagai perasaan biasa dalam anggapan pada orang lain hanya sebagai teman. Pada jenis cinta ini seseorang merasakan kedekatan, keterikatan, dan kehangatan terhadap orang lain.
-
Infatuation Love (Cinta Gila), yaitu jenis cinta dari adanya gairah semata tanpa adanya keintiman dan komitmen. Gairah biasanya dapat dilihat secara kasat mata yang kemunculannya cenderung cepat dan spontan, namun juga cepat menghilang, misalnya cinta pada pandangan pertama.
-
Empty Love (Cinta Hampa), yaitu jenis cinta yang di dalamnya terdapat unsur komitmen tetapi kurang intim dan kurang gairah. Jenis cinta ini kerap ditemui pada hubungan yang monoton dan berlangsung lama. Hubungan ini lama-kelamaan akan terasa membosankan.
-
Romantic Love (Cinta Romantis), yaitu hubungan antara kedua pihak yang memiliki keintiman atau kadar emosional dan gairah yang baik antara keduanya. Namun, jenis cinta ini tidak disertai adanya komitmen sehingga pasangan yang jatuh cinta romantis ini terbawa secara fisik dan emosi, tetapi tidak mengharapkan hubungan jangka panjang.
-
Companionate Love (Cinta Persahabatan), yaitu jenis cinta hasil dari komponen keintiman dan komitmen tanpa adanya gairah cinta. Dalam konteks persahabatan, seseorang memiliki keterikatan secara komitmen hubungan kolega atau teman karib dan memiliki kehangatan satu sama lain. Sedangkan dalam perkawinan yang lama, tidak akan menggairahkan secara fisik lagi.
-
Fatuous Love (Cinta Buta), yaitu jenis cinta tanpa ada keseriusan di dalamnya. Jenis cinta ini memiliki gairah dan komitmen di dalamnya, tetapi kurang intim. Cinta ini sulit dipertahankan karena kurang adanya aspek emosi.
-
Consummate Love (Cinta Sejati), yaitu cinta yang tersusun atas komponen keintiman, gairah dan komitmen. Jenis cinta ini harus memenuhi kriteria bahwa kedua belah pihak dalam pasangan harus bersama-sama saling mendukung dan mempertahankan hubungan. Jenis cinta ini memang lebih mudah dicapai daripada dipertahankan. Seringkali lebih mudah dilakukan daripada mempertahankannya.
Nah, di antara kedelapan jenis cinta ini, kamu dan pasanganmu sudah sekokoh jenis consummate love, belum?
SUMBER:
Cinta, B. (2021). Analisis Perbedaan Komponen Cinta Berdasarkan Tingkat Toxic Relationship.
Firmansyah, M. R., & Indarti, T. (2022). Segitiga Cinta dalam Film Dilan 1991 Arahan Pidi Baiq dan Fajar Bustomi (Kajian Triangular Theory of Love Robert J. Sternberg). Bapala, 9(3), 37-50.
Kanal.psikologi.ugm.ac.id. 13 Juni 2023. Cinta Ada Teorinya? Triangular Theory of Love: Robert Sternberg. Diakses pada 4 Juni 2024. https://kanal.psikologi.ugm.ac.id/cinta-ada-teorinya-triangular-theory-of-love-robert-sternberg/.
Setiawan, Y. (2014). Kesempurnaan Cinta dan Tipe Kepribadian Kode Warna. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 3(01).
Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya