Self Defense Mechanism: Ketika manusia berupaya menyembunyikan kecemasannya

Kamis,25 Juli 2024 - 12:01:13 WIB
Dibaca: 5519 kali

Sigmund Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan untuk menjelaskan proses bawah sadar seseorang yang bertujuan melindungi dirinya dari ansietas atau kecemasan. Tujuan defense mechanism yaitu melindungi dari ancaman-ancaman eksternal atau adanya tindakan spontan yang muncul dari ansietas atau kecemasan internal dengan memutarbalikkan realita dengan berbagai cara.

Ansietas memperingatkan ego untuk mengatasi konflik batin individu melalui mekanisme pertahanan dengan melindungi ego dengan mengurangi kecemasan yang muncul akibat konflik. Contohnya: saat berada dalam kelas kita lapar lalu menahannya dan kita merasa cemas. Sehingga, kita mencoba membuat skenario dalam diri kita untuk memutarbalikkan realita (perasaan cemas) dengan mencari alasan, “Sepertinya, aku cemas karena akan ada ujian di kelas selanjutnya.” Dengan cara tersebut, kita memberikan alasan yang dapat diterima untuk perasaan mereka, yang mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan akibat kecemasan. Contoh di atas merupakan bentuk mekanisme pertahanan ego rasionalisasi.

Terdapat berbagai bentuk mekanisme pertahanan diantaranya:

  1. Represi (Repression)

Mekanisme pertahanan di mana seseorang menekan perasaan atau ingatan yang tidak menyenangkan ke alam bawah sadar. Misalnya, seorang anak yang telah mengalami pem-bullyan mungkin menekan ingatan tentang kejadian tersebut ke alam bawah sadar, tetapi ingatan tersebut mungkin muncul kembali dalam mimpi atau kesalahan ucapan

  1. Penolakan (Denial)

Mekanisme pertahanan di mana seseorang menolak menerima atau menyangkal kenyataan atau fakta yang tidak menyenangkan.

Misalnya, seorang perokok mengalami gejala penyakit paru-paru lalu dokter memberikan saran untuk berhenti merokok. Namun, ia tetap merokok dan berkata, “Ini hanya batuk biasa bukan karena merokok. Minum obat batuk biasa sembuh ini.”

  1. Reaksi Formasi (Reaction Formation)

Mekanisme pertahanan yang obsesif atau berlebihan, hal ini dikarenakan dorongan kecemasan ditekan ke dalam alam bawah sadar dengan melakukan hal yang bertolak belakang dengan dorongan tersebut.

Misalnya, seseorang yang memiliki perasaan benci yang kuat terhadap seseorang mungkin berperilaku sangat ramah dan baik terhadap orang tersebut.

  1. Pengalihan (Displacement)

Mekanisme pertahanan dengan mengalihkan perasaan tidak senang terhadap suatu objek ke objek lain yang lebih memungkinkan sebagai upaya dari ego melakukan pengalihan.

Misalnya, seseorang yang marah pada pacarnya mungkin melampiaskan kemarahan tersebut dengan berteriak pada keluarganya di rumah.

  1. Rasionalisasi (Rationalization)

Mekanisme pertahanan diri di mana  seseorang berusaha untuk memutar-balikkan fakta yang mengganggu ego dengan berbagai alasan yang dirasa masuk akal. Dengan kata lain, menyelewengkan realitas atau fakta yang mengancam ego melalui alasan tertentu yang rasional sehingga hal itu tidak lagi mengancam ego. Rasionalisasi memiliki tujuan untuk mencari alasan yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan tabiat buruknya. Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk adalah baik, dan sebaliknya.

Misalnya, seorang mahasiswa mendapatkan nilai UAS yang jelek dan bekata, “Pantas saja nilaiku jelek karena soalnya memang sulit. Ini tidak adil!”

  1. Proyeksi (Projection)

Mekanisme pertahanan diri berupa proyeksi terjadi ketika seseorang menutupi kekurangan, masalah, atau kesalahan dalam dirinya dengan menyalahkan orang lain. Perasaan tidak suka yang berasal dari suatu objek dialihkan ke objek lain yang lebih mungkin menjadi sasaran. Seseorang akan mengaktifkan mekanisme pertahanan diri ini ketika merasa tidak nyaman dengan orang lain.

Misalnya, seseorang yang merasa cemburu pada pasangannya mungkin menyalahkan pasangannya karena cemburu, padahal sebenarnya cemburu tersebut berasal dari dirinya sendiri.

  1. Regresi (Regression)

Mekanisme pertahanan diri ketika seseorang merasa terancam atau cemas maka secara tidak sadar bereaksi dengan cara yang sama seperti yang dilakukannya saat masih kecil.

Misalnya, seseorang menangis setelah mendapatkan bentakan atau  cemoohan dari temannya. Menangis adalah mekanisme pertahanannya semasa ia kecil.

  1. Sublimasi (Sublimation)

Mekanisme pertahanan diri ini terjadi pada saat seseorang melakukan tindakan atau kegiatan-kegiatan yang bersifat positif secara sosial untuk mengalihkan atau menggantikan perasaan tidak nyaman.

Misalnya, seseorang mencari ketenangan dengan berolahraga tinju untuk melampiaskan amarahnya terhadap orang lain.

  1. Intelektualisasi (Intellectualization)

Mekanisme pertahanan diri saat menghadapi masalah, seseorang dapat mengesampingkan semua emosinya dan lebih memusatkan perhatian pada hal-hal nyata dalam kehidupan.

Misalnya, seorang mahasiswa yang mendapatkan nilai jelek di semester sebelumnya. Alih-alih sedih terus menerus, segera membuat rencana belajar untuk semester depan agar tidak mendapatkan nilai yang jelek lagi. Seseorang dengan mekanisme pertahanan diri ini, akan mencari solusi sesegera mungkin.

  1. Kompartementalisasi (Compartmentalization)

Mekanisme pertahanan diri di mana cara pikiran seseorang memisahkan hal-hal yang saling bertentangan atau tidak nyaman, sehingga tidak perlu merasa bingung atau stres.

Misalnya, seseorang yang bekerja di tempat yang stres mungkin memisahkan pekerjaannya dari waktu bersama keluarga, sehingga mereka bisa menikmati waktu bersama keluarga tanpa terganggu oleh stres pekerjaan.

Jadi, menurut kalian membela diri kita sendiri apakah penting?

 

Referensi:

Iman, A. N. (2024, Juli 12). Heboh Pria Ngamuk-Tendang Mobil Ngaku Ketua Pemuda Pancasila Ternyata... Retrieved from Detik jogja: https://www.detik.com/jogja/berita/d-7436045/heboh-pria-ngamuk-tendang-mobil-ngaku-ketua-pemuda-pancasila-ternyata

Kurniawati, D (2019). Mekanisme Pertahanan Diri dalam Cerpen “Nio” Karya Putu Wijaya. Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra, madah.kemdikbud.go.id, https://madah.kemdikbud.go.id/index.php/madah/article/view/22

Solihah, IF, & Ahmadi, A (2022). Mekanisme Pertahanan Ego Tokoh Utama Dalam Kumcer Sambal &Ranjang Karya Tenni Purwanti (Tinjauan Psikoanalisis Sigmund Freud). Bapala, ejournal.unesa.ac.id, https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/45231/38371

Tim detikcom. (2024, Juli 13). Anggotanya Tendang Mobil Warga, Ketua Pemuda Pancasila Jateng Bilang Begini. Retrieved from detikoto: https://oto.detik.com/berita/d-7437225/anggotanya-tendang-mobil-warga-ketua-pemuda-pancasila-jateng-bilang-begini

Tim Medis Siloam Hospitals. (2023, September 21). Mengenal 10 Jenis Mekanisme Pertahanan Diri Manusia. Retrieved from Siloam Hospitals: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mekanisme-pertahanan-diri


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya